Peran Dukungan dari Keluarga dan Lingkungan dalam Proses Penyembuhan Penderita Skizofrenia

Pernahkah Anda mendengar istilah skizofrenia? Gangguan Skizofrenia adalah penyakit mental yang dapat mengganggu pikiran dan perilaku seseorang. Orang dengan skizofrenia cenderung mengalami halusinasi, delusi, dan memiliki pikiran yang kacau. Dalam jangka panjang, jika skizofrenia tidak diobati seseorang tidak dapat membedakan kenyataan dari halusinasi dalam pikirannya sendiri. Selain itu, mereka cenderung tidak dapat mengingat dengan baik dan tidak dapat mengendalikan pikirannya sendiri. Hal ini menyebabkan mereka diabaikan dan dikucilkan oleh orang lain di lingkungannya.

Di Indonesia, sebanyak 14% penderita skizofrenia masih mengalami belenggu dan 15,8% keluarga di Indonesia mengalami gangguan jiwa, salah satunya adalah skizofrenia. Di Jawa Barat, proporsi rumah tangga dengan skizofrenia meningkat 3% dari tahun 2013 menjadi 5%. Pada dasarnya, belenggu tidak perlu dilakukan karena penderita skizofrenia bisa sembuh jika melakukan pengobatan yang tepat.

Menurut dr. Guntara Hari Sp.KJ dari Rumah Sakit Bethsaida, gejala skizofrenia terbagi menjadi dua dimana gejala pertama meliputi gangguan persepsi (indera) dan gangguan isi atau proses berpikir dan gejala kedua meliputi emosi. Pertama, gejala melalui panca indera dapat dirasakan melalui panca indera seseorang, seperti apa yang dilihat, didengar, dan sebagainya.

Contoh gejala skizofrenia:

Halusinasi: Memiliki keyakinan yang sangat kuat pada halusinasinya sendiri tanpa ada bukti yang pasti untuk menguatkan realitas halusinasi orang tersebut. Meski telah dinyatakan dengan bukti, penderita skizofrenia tetap percaya pada halusinasinya.

Delusi: Perasaan mendengar suara dan melihat hal-hal di sekitarnya. Bahkan, orang lain tidak bisa mendengar atau melihatnya.

Gangguan proses berpikir: Berbicara pada diri sendiri, menangis atau tertawa tiba-tiba, kurang logika dan akal sehat

Proses berpikir pasien juga akan mengalami hambatan. Dia akan mulai berbicara pada dirinya sendiri, mudah menangis, dan tertawa pada saat-saat tertentu yang tidak terduga.

Kedua, gejala yang mencakup emosi, misalnya:

  • Mudah marah dan cepat emosi
  • Sering menertawakan sendiri hal-hal yang tidak biasa
  • Mengabaikan personal hygiene : jarang menjaga personal hygiene seperti tidak mau mandi, gosok gigi, dan sebagainya.
  • Merasa tidak ada kebahagiaan yang bisa dirasakan:

Kurangnya motivasi untuk memulai atau melakukan suatu aktivitas Paranoia atau kecemasan yang berlebihan Takut melihat tempat-tempat umum yang ramai Memiliki suasana hati yang tertekan atau menjadi sangat sensitif

Proses penyembuhan:

Skizofrenia merupakan penyakit jiwa yang berpotensi untuk disembuhkan, namun ada beberapa faktor yang berperan dalam proses penyembuhan:

Minum obat : obat yang diterima pasien harus dikeluarkan oleh dokter yang mengerti kondisi tubuh pasien. Ketika orang tersebut membaik, dosisnya dapat dikurangi, tetapi obat harus diminum seumur hidup untuk mencegah kekambuhan skizofrenia.

Terapi kognitif dan perubahan perilaku: terapi ini dapat dilakukan oleh dokter dengan tujuan melatih cara berpikir seseorang. Selain cara berpikir, cara bertindak juga bisa dilatih melalui terapi ini.

Dukungan dari keluarga dan lingkungan: faktor ini merupakan faktor yang cukup dominan dalam proses penyembuhan penderita skizofrenia. Dukungan dari keluarga dan lingkungan akan menjadi landasan yang kuat bagi penderita untuk memulai dan melanjutkan proses penyembuhan.

Sumber : https://bethsaidahospitals.com/gangguan-skizofrenia-dalam-dunia-medis/

Back To Top