Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang serius, dimana seseorang yang mengalaminya tidak dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi. Skizofrenia dapat menyebabkan halusinasi, delusi, dan gangguan berpikir yang berujung pada gangguan perilaku dan bicara. Penderita skizofrenia berpotensi kehilangan fungsinya sebagai manusia seutuhnya akibat gangguan berpikir dan motorik.
Seseorang dengan skizofrenia membutuhkan perawatan seumur hidup. Jika pengobatan dapat dilakukan sejak dini, gejala skizofrenia dapat dikendalikan, sehingga mengurangi keparahan jangka panjang.
Dalam masyarakat umum, skizofrenia sering disebut sebagai gangguan jiwa atau “kegilaan”, dimana penderitanya akan sangat sulit untuk mengontrol perilaku, ucapan, ingatan, dan pikirannya.
Gejala Skizofrenia
Orang dengan skizofrenia memiliki masalah dalam mengendalikan emosi, pikiran, dan perilaku mereka. Tanda dan gejala skizofrenia bervariasi, namun skizofrenia biasanya memiliki gejala berupa waham, halusinasi, dan berbicara tidak wajar.
Delusi Delusi adalah kondisi di mana seseorang merasa atau percaya sesuatu yang bukan kenyataan sedang terjadi. Misalnya, mereka merasa memiliki kemampuan untuk terbang ketika tidak, merasa dipukul atau disakiti secara fisik oleh orang lain ketika tidak, merasa seperti sedang menggendong anak ketika tidak ada yang menggendongnya, dan sebagainya.
Halusinasi Halusinasi adalah mendengar dan melihat hal-hal yang tidak nyata. Orang yang menderita skizofrenia dapat melihat dan mendengar hal-hal ini seperti orang normal.
Gangguan Berpikir dan Berbicara Skizofrenia akan menyebabkan seseorang kesulitan untuk berkomunikasi. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada proses berpikir yang dialaminya. Seorang pasien skizofrenia umumnya memiliki gangguan bicara yang sulit dipahami orang lain.
Perilaku Abnormal Gejala lain dari skizofrenia adalah bertindak dan berfungsi secara tidak normal secara fisik atau motorik. Seperti tidak merespon panggilan sama sekali, memiliki ekspresi wajah dan postur tubuh yang tidak natural, dan seolah tidak memiliki emosi.
Tanda dan gejala skizofrenia akan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan skizofrenia yang dialami. Skizofrenia pada pria umumnya mulai muncul sekitar usia 20 tahun, sedangkan skizofrenia pada wanita muncul saat memasuki usia 30 tahun. Kasus skizofrenia pada seseorang yang berusia 45 tahun ke atas sangat jarang terjadi.
Penyebab Skizofrenia
Penyebab skizofrenia belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap penyakit ini, skizofrenia disebabkan oleh kombinasi kelainan genetik, reaksi kimia di otak, dan lingkungan.
Masalah dengan bahan kimia seluler dopamin dan asam glutamat di otak dapat berperan dalam menyebabkan skizofrenia. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa penderita skizofrenia memiliki perbedaan pada sistem saraf dan struktur otak. Namun, hal ini tidak dapat didukung sepenuhnya secara empiris dan sampai saat ini para peneliti dan ahli medis telah menyimpulkan bahwa skizofrenia adalah penyakit gangguan otak.
Faktor Risiko Skizofrenia
Meski penyebab pasti skizofrenia belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko terkena skizofrenia, di antaranya:
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat skizofrenia
- Masalah saat masih dalam kandungan, seperti malnutrisi dan virus yang dapat mengganggu perkembangan otak janin
- Mengkonsumsi obat psikotropika saat remaja
- Komplikasi dan Konsekuensi Skizofrenia
Jika skizofrenia dibiarkan, penyakit ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang mempengaruhi kehidupan penderitanya. Beberapa komplikasi skizofrenia antara lain:
- Bunuh diri
- Melukai atau melukai diri sendiri
- Depresi
- Kekhawatiran kronis
- Konsumsi obat-obatan terlarang, alkohol, dan rokok secara berlebihan
- Tidak memiliki keterampilan sosial
- Masalah kesehatan
- Memiliki sifat agresif dan berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya
Cara Mencegah Skizofrenia
Tidak ada pengobatan khusus yang dapat mencegah terjadinya skizofrenia pada seseorang yang mulai menunjukkan gejala. Namun, mendapatkan pengobatan dan pengobatan sejak dini adalah cara terbaik untuk mencegah gejala skizofrenia semakin parah dan tidak terkendali.
Diagnosa Skizofrenia
Pastikan gangguan jiwa dan pikiran yang terjadi bukan akibat mengkonsumsi obat-obatan, kondisi non medis, dan tindakan medis yang sedang dilakukan. Cara terbaik untuk mendiagnosis skizofrenia adalah mengunjungi psikiater dan profesional medis.
Dokter dan ahli di bidang gangguan jiwa dapat memeriksa keadaan mental seseorang secara profesional. Mereka telah membuktikan metode untuk membuktikan bahwa gangguan mental dan pikiran yang dialami adalah murni gejala skizofrenia dan bukan dari pengaruh luar seperti obat-obatan dan perawatan medis atau non medis lainnya.
Pengobatan Skizofrenia
Mengobati skizofrenia seseorang membutuhkan pengobatan yang berlangsung seumur hidup. Meskipun frekuensi gejala skizofrenia telah menurun secara signifikan, perawatan medis dan pengobatan yang digabungkan dengan terapi mental dapat mempertahankan kondisi positif ini.
Seorang pasien skizofrenia biasanya memerlukan penanganan dari berbagai pihak, seperti psikiater, pekerja sosial, dan perawat. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengobatan skizofrenia yang komprehensif baik secara medis maupun non-medis.
Obat Antipsikotik untuk Skizofrenia
Biasanya dokter akan merekomendasikan obat antipsikotik untuk pasien skizofrenia. Obat antipsikotik dapat meredakan dan mengontrol gejala dengan mempengaruhi produksi dopamin di otak.
Pengobatan dengan obat antipsikotik dapat mengurangi dan meminimalkan tanda dan gejala negatif skizofrenia. Obat lain seperti antidepresan juga berpotensi membantu mengurangi gejala.
Antipsikotik generasi kedua umumnya direkomendasikan oleh dokter karena memiliki efek samping yang lebih ringan dibandingkan obat antipsikotik generasi pertama. Obat antipsikotik generasi kedua untuk pasien skizofrenia meliputi:
- Aripiprazole (Abilify)
- Asenapin (Saphris)
- Brexpiprazole (Rexulti)
- Kariprazin (Vraylar)
- Klozapin (Klozaril)
- Iloperidone (Fanapt)
- Lurasidon (Latuda)
- Olanzapin (Zyprexa)
- Paliperidon (Invega)
- Quetiapine (Seroquel)
- Risperidon (Risperdal)
- Ziprasidon (Geodon)
Bantuan dan Perhatian Kami untuk Pasien Skizofrenia
Merawat pasien skizofrenia bukanlah hal yang mudah, apalagi jika orang tersebut adalah anggota keluarga dekat atau orang yang dicintai. Perhatian dan kesabaran merupakan hal utama yang harus dimiliki dalam menangani dan merawat pasien skizofrenia. Beberapa hal yang bisa menjadi tips dalam merawat pasien skizofrenia adalah:
Pelajari skizofrenia secara mendalam Memahami skizofrenia secara keseluruhan dapat membantu dalam merawat seseorang dengan skizofrenia. Belajar tentang gejala, pengobatan, diagnosis, dan hal-hal lain tentang skizofrenia dapat membantu kita menjadi lebih fokus.
Minta bantuan Perawatan pasien skizofrenia memang tidak mudah. Mencari bantuan dari yayasan atau pekerja sosial dapat meringankan beban kita.
Fokus pada tujuan Pengobatan skizofrenia adalah proses jangka panjang. Teruslah bersabar dan kendalikan stres agar kita tidak patah semangat dan menyerah.
Sumber : https://www.farmaku.com/artikel/mengenal-penyakit-skizofrenia/